KARENA
DIA
Di
padang yang teduh kurebahkan tubuh
Sudut
pandang ku tancapkan di langit subuh
tatapanku
menyatu dengan semua khayal
menyorot
rindu sebelum ia membatu
aku menunggu dalam penantian yang tak
tertuju
perasaan pantas dan tidak ini,
nama yang selalu terngiang
terbisik dan sanggup ku sentuh
aku jaga satu namanya
selalu
ada penantian diantara keputusasaan
harapan
ikut menguatkan
percaya
masih di kepalan dalam genggaman terkuat
tak
akan angin memasuki celah
menggoyahkan
keyakinan
masih
kuingat satu namanya
kata sang penyair, wajahnya mengalihkan
duniaku
tapi tawanya telah membawa seluruh dunia
ke dalam peluk ku
tak mungkin terbagi kecuali dengannya
ingin
ku susun dengan kumpulan awan kecil
putih
bersih tanpa noda
di
langit luas lalu ku gantung rasa
ku
sentuh dengan jari, gores senyuman
sebisa
mungkin, ku peras semua ingatan tentangnya
bahkan
yang tersulit sekalipun
mengingat
1001 ekspresi wajahnya
aku masih belum merangkak
belum
memulai untuk sebuah pencarian panjang
dari sebuah penantian tak tertuju
disanalah tujuan pasti
jarak
ini sudah ku ikat dalam simpul mati
yang
menguatkan kenangan
mendekatkan
hati
meski
tarik ulur
karena
dia masih disini sang pujaan hati
tak
akan pernah terganti, tak mau terusik
hingga
rasa yang tak pernah mati
Tak pernah aku mencurahkan isi hati terdalam kepada siapa pun, kecuali ke dalam pikiran dan jiwa aku sendiri.
BalasHapus