Halaman

Senin, 19 Maret 2012

FaceBook

FB ( Full Berkespresi )
 
Facebook. Siapa sih yang tidak kenal dengan sahabat manusia seluruh dunia yang satu ini? Sangat berjasa untuk bisa menyatukan seribu macam karakteristik berbeda dari berbagai belahan dunia. Siapa coba yang tahu kapan FB pernah sepi tidak ada tamu satu pun yang berkunjung? Never! Setiap detik setiap menit setiap jam setiap hari dalam saat-saat sibuk sekalipun selalu ada yang mampir. Mungkin sekedar membuang sampah berisi keluhan, iseng-iseng bongkar pesan, meskipun tidak ada satupun hal penting yang berhubungan dengan kepentingan aktvitas yang sedang dilakukan. Tidak masalah kalau tidak ada yang mampir di beranda rumah kita, asal bisa berbagi cerita, ngumbar status sana sini sudah sanggup menyapu kejenuhan yang bikin kemacetan di urat nadi karena sibuk bekerja. 
Ada-ada saja topik yang diangkat. Bawa-bawa nama teman satu kantor, teman satu
kampus, keluarga, bahkan yang dari ‘dunia lain’ sekalipun. Kalau sudah kehabisan cerita menarik dengan rekan-rekan yang asyik, ujung-ujungnya jadi memuji diri sendiri. “Aku lagi makan nasi goreng nih...”, “Aduh semalam gak bisa tidur...” dan bla-bla bla-bla. Pokoknya seratus kegiatan sejuta ekspresi, FB(Full Berekspresi). Tidak peduli apakah baru bangun tidur, mau pergi tidur, sebelum ke kantor dan bahkan saat guru atau dosen lagi celoteh di depan kelas.
Tanpa kita sadari FB telah menjadi ajang curhat super dahsyat. Kita lebih memilih mengungkapkan perasaan hati kepada orang-orang yang belum tentu semuanya memberikan saran dan respon positif  sebagai problem solving, dibandingkan harus bercerita mencurahkan isi hati (curhat) kepada ayah ibunda yang sudah pasti akan menaungi kegundahan hati mereka dengan cinta dan kasih sayang. Lebih anehnya lagi, seolah-olah Tuhan mereka ada di dunia maya. Mereka berdoa, meminta sesuatu, mohon pertolongan cukup dengan menuliskannya dalam sebuah kolom ‘status’, lalu menunggu apakah ada yang memberi komentar atau ada yang ‘Like’, dengan begitu mereka menganggap masalah selesai dan doa terjawab.
Demam FB sudah melanda seluruh elemen masyarakat, seluruh dunia, semua usia dan setiap saat. Anak kecil, remaja, hingga orang tua, sudah tidak ada lagi alasan atau pendapat yang menyatakan masih anak-anak belum boleh punya FB, sudah tua sudah tidak pantas lagi bermain FB dan chating sana-sini. Masing-masing punya satu akun atau bahkan lebih dengan tujuan yang mungkin saja berbeda-beda pula. Suka atau tidak suka, siap atau tidak seperti inilah yang terjadi jika tekhnologi telah memperdaya dunia dan seluruh insan di dalamnya.
Sesuatu diciptakan sudah pasti akan ada dampak baik dan buruknya. Di antara dampak positif yang ditawarkan dengan hadirnya facebook di tengah-tengah kita ini, antara lain adalah 1. menjalin silaturahim antara sesama, terutama untuk mereka yang memiliki kerabat yang bertempat tinggal cukup jauh, sehingga sangat jarang untuk bisa bertatap muka secara langsung. 2. Sebagai media diskusi, media dakwah dan mengajak pada kebaikan, sehingga bagi sebagian orang yang tergabung dalam grup-grup tertentu akan lebih dapat mengefisienkan waktu untuk berdiskusi satu dengan lainnya. Terutama bagi mahasiswa yang sedang semangat-semangatnya tergabung dan aktif di banyak organisasi dan forum tertentu. 3. Setiap orang dapat mencari dan mendapatkan teman baru tidak hanya yang satu lokasi tertentu saja tetapi bahkan sampai lintas negara. Atau mungkin kita dapat bertemu dengan teman lama, teman semasa kecil dulu yang sudah lama tidak jumpa. 4. Dan yang pasti dengan FB setiap orang dapat berlatih menyampaikan pendapat, memberikan komentar dan pasti berkomunikasi terlebih untuk mereka yang memiliki teman ‘bule’ / orang luar negeri, tentu ini sangat baik untuk melatih kemampuan bahasa asing mereka.
Sedangkan jika dilihat dari dampak negatif jejaring sosial yang mendunia ini tentu ada. Bahkan, diantara dampak positif yang ada, terselip pula dampak negatif jika penggunaanya disalah artikan, antara lain 1. mengurangi kinerja karyawan perusahaan, dosen, mahasiswa atau bahkan para siswa sekolah pada saat sedang bekerja atau mengikuti pelajaran. Tentu akan mengurangi waktu bekerja tersebut. 2. Berkurangnya waktu terhadap keluarga. Hal ini dikarenakan orang tua semakin sedikit waktunya dengan anak-anak dalam hal memberikan perhatian. Demikian juga sebaliknya, anak-anak menjadi lebih memilih mencurahkan isi hati mereka dengan teman-teman facebooknya. Dan jika tidak ada kontrol dari orang tua, anak-anak akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain facebook. 3. Tergantikannya kehidupan sosial karena seseorang merasa cukup berinteraksi lewat facebook. Dan masih banyak lagi.
Jadi, salahkah hadirnya jejaring sosial yang satu ini? Tentu tidak. Yang salah sebenarnya adalah tentang penggunaannya oleh para facebooker. Sekarang tinggal memilih saja, apakah situs jejaring sosial itu akan digunakan sebaik mungkin untuk keperluan yang penting-penting saja atau kah lebih banyak kepada hal yang tidak mendatangkan manfaat sama sekali atau bahkan mendatangkan mudarat, seperti menggunakannya untuk memfitnah dan mencemarkan nama baik seseorang atau organisasi tertentu sehingga terjadi perang mulut dunia maya. Lebih buruknya lagi, kalau sampai masalahnya berkelanjutan di luar. Jika sudah begitu siapa yang akan disalahkan dan mempertanggungjawabkannya?
Oleh karena itu, setidaknya memang kita tidak terlalu berlebihan memanfaatkan jejaring sosial yang satu ini. Walau bagaimana pun juga, jika kita sadari Facebook dibuat hanya untuk sekedar mengisi kekosongan waktu dan mencari teman baru. Komunikasi secara langsung dari mata ke mata dan dari hati ke hati adalah lebih baik. Terutama di dalam lingkup keluarga yang harus memberikan rasa aman dan kasih sayang kepada seluruh anggotanya. Dengan bertatap muka secara langsung pun kita dapat mengetahui ekspresi seseorang yang sesungguhnya yang menjadi lawan bicara kita, sehingga titik temu dari suatu permasalahan benar-benar akan di dapat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

animasi  bergerak gif
My Widget