FB ( Full Berkespresi )
Facebook.
Siapa sih yang tidak kenal dengan sahabat manusia seluruh dunia yang satu ini? Sangat
berjasa untuk bisa menyatukan seribu macam karakteristik berbeda dari berbagai
belahan dunia. Siapa coba yang tahu kapan FB pernah sepi tidak ada tamu satu
pun yang berkunjung? Never! Setiap detik setiap menit setiap jam setiap hari
dalam saat-saat sibuk sekalipun selalu ada yang mampir. Mungkin sekedar
membuang sampah berisi keluhan, iseng-iseng bongkar pesan, meskipun tidak ada
satupun hal penting yang berhubungan dengan kepentingan aktvitas yang sedang
dilakukan. Tidak masalah kalau tidak ada yang mampir di beranda rumah kita,
asal bisa berbagi cerita, ngumbar status sana sini sudah sanggup menyapu
kejenuhan yang bikin kemacetan di urat nadi karena sibuk bekerja.
Ada-ada
saja topik yang diangkat. Bawa-bawa nama teman satu kantor, teman satu
kampus, keluarga, bahkan yang dari ‘dunia lain’ sekalipun. Kalau sudah kehabisan cerita menarik dengan rekan-rekan yang asyik, ujung-ujungnya jadi memuji diri sendiri. “Aku lagi makan nasi goreng nih...”, “Aduh semalam gak bisa tidur...” dan bla-bla bla-bla. Pokoknya seratus kegiatan sejuta ekspresi, FB(Full Berekspresi). Tidak peduli apakah baru bangun tidur, mau pergi tidur, sebelum ke kantor dan bahkan saat guru atau dosen lagi celoteh di depan kelas.
kampus, keluarga, bahkan yang dari ‘dunia lain’ sekalipun. Kalau sudah kehabisan cerita menarik dengan rekan-rekan yang asyik, ujung-ujungnya jadi memuji diri sendiri. “Aku lagi makan nasi goreng nih...”, “Aduh semalam gak bisa tidur...” dan bla-bla bla-bla. Pokoknya seratus kegiatan sejuta ekspresi, FB(Full Berekspresi). Tidak peduli apakah baru bangun tidur, mau pergi tidur, sebelum ke kantor dan bahkan saat guru atau dosen lagi celoteh di depan kelas.
Tanpa
kita sadari FB telah menjadi ajang curhat super dahsyat. Kita lebih memilih
mengungkapkan perasaan hati kepada orang-orang yang belum tentu semuanya
memberikan saran dan respon positif
sebagai problem solving, dibandingkan
harus bercerita mencurahkan isi hati (curhat) kepada ayah ibunda yang sudah
pasti akan menaungi kegundahan hati mereka dengan cinta dan kasih sayang. Lebih
anehnya lagi, seolah-olah Tuhan mereka ada di dunia maya. Mereka berdoa,
meminta sesuatu, mohon pertolongan cukup dengan menuliskannya dalam sebuah
kolom ‘status’, lalu menunggu apakah ada yang memberi komentar atau ada yang ‘Like’, dengan begitu mereka menganggap
masalah selesai dan doa terjawab.
Demam
FB sudah melanda seluruh elemen masyarakat, seluruh dunia, semua usia dan
setiap saat. Anak kecil, remaja, hingga orang tua, sudah tidak ada lagi alasan
atau pendapat yang menyatakan masih anak-anak belum boleh punya FB, sudah tua
sudah tidak pantas lagi bermain FB dan chating
sana-sini. Masing-masing punya satu akun atau bahkan lebih dengan tujuan yang
mungkin saja berbeda-beda pula. Suka atau tidak suka, siap atau tidak seperti
inilah yang terjadi jika tekhnologi telah memperdaya dunia dan seluruh insan di
dalamnya.
Sesuatu
diciptakan sudah pasti akan ada dampak baik dan buruknya. Di antara dampak
positif yang ditawarkan dengan hadirnya facebook di tengah-tengah kita ini,
antara lain adalah 1. menjalin silaturahim antara sesama, terutama untuk mereka
yang memiliki kerabat yang bertempat tinggal cukup jauh, sehingga sangat jarang
untuk bisa bertatap muka secara langsung. 2. Sebagai media diskusi, media
dakwah dan mengajak pada kebaikan, sehingga bagi sebagian orang yang tergabung
dalam grup-grup tertentu akan lebih dapat mengefisienkan waktu untuk berdiskusi
satu dengan lainnya. Terutama bagi mahasiswa yang sedang semangat-semangatnya
tergabung dan aktif di banyak organisasi dan forum tertentu. 3. Setiap orang
dapat mencari dan mendapatkan teman baru tidak hanya yang satu lokasi tertentu
saja tetapi bahkan sampai lintas negara. Atau mungkin kita dapat bertemu dengan
teman lama, teman semasa kecil dulu yang sudah lama tidak jumpa. 4. Dan yang pasti
dengan FB setiap orang dapat berlatih menyampaikan pendapat, memberikan
komentar dan pasti berkomunikasi terlebih untuk mereka yang memiliki teman ‘bule’ / orang luar negeri, tentu ini
sangat baik untuk melatih kemampuan bahasa asing mereka.
Sedangkan
jika dilihat dari dampak negatif jejaring sosial yang mendunia ini tentu ada.
Bahkan, diantara dampak positif yang ada, terselip pula dampak negatif jika
penggunaanya disalah artikan, antara lain 1. mengurangi kinerja karyawan
perusahaan, dosen, mahasiswa atau bahkan para siswa sekolah pada saat sedang
bekerja atau mengikuti pelajaran. Tentu akan mengurangi waktu bekerja tersebut.
2. Berkurangnya waktu terhadap keluarga. Hal ini dikarenakan orang tua semakin
sedikit waktunya dengan anak-anak dalam hal memberikan perhatian. Demikian juga
sebaliknya, anak-anak menjadi lebih memilih mencurahkan isi hati mereka dengan
teman-teman facebooknya. Dan jika
tidak ada kontrol dari orang tua, anak-anak akan lebih banyak menghabiskan
waktu untuk bermain facebook. 3. Tergantikannya kehidupan sosial karena
seseorang merasa cukup berinteraksi lewat facebook. Dan masih banyak lagi.
Jadi,
salahkah hadirnya jejaring sosial yang satu ini? Tentu tidak. Yang salah
sebenarnya adalah tentang penggunaannya oleh para facebooker. Sekarang tinggal memilih saja, apakah situs jejaring
sosial itu akan digunakan sebaik mungkin untuk keperluan yang penting-penting
saja atau kah lebih banyak kepada hal yang tidak mendatangkan manfaat sama
sekali atau bahkan mendatangkan mudarat,
seperti menggunakannya untuk memfitnah dan mencemarkan nama baik seseorang atau
organisasi tertentu sehingga terjadi perang mulut dunia maya. Lebih buruknya
lagi, kalau sampai masalahnya berkelanjutan di luar. Jika sudah begitu siapa
yang akan disalahkan dan mempertanggungjawabkannya?
Oleh
karena itu, setidaknya memang kita tidak terlalu berlebihan memanfaatkan
jejaring sosial yang satu ini. Walau bagaimana pun juga, jika kita sadari
Facebook dibuat hanya untuk sekedar mengisi kekosongan waktu dan mencari teman
baru. Komunikasi secara langsung dari mata ke mata dan dari hati ke hati adalah
lebih baik. Terutama di dalam lingkup keluarga yang harus memberikan rasa aman
dan kasih sayang kepada seluruh anggotanya. Dengan bertatap muka secara
langsung pun kita dapat mengetahui ekspresi seseorang yang sesungguhnya yang
menjadi lawan bicara kita, sehingga titik temu dari suatu permasalahan
benar-benar akan di dapat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar